Luwu Timur – Di tengah gencarnya aktivitas pertambangan bijih nikel yang menjadi andalan ekonomi nasional, Kabupaten Luwu Timur tengah bersiap menulis cerita baru: menjaga harmoni antara keuntungan industri dan kelestarian alam.
PT Citra Lampia Mandiri (CLM), salah satu perusahaan tambang terkemuka di wilayah tersebut, memulai langkah progresif dengan merehabilitasi ribuan hektar lahan kritis di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Lampia. Bukan sekadar memenuhi kewajiban Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH), proyek ini diposisikan sebagai investasi ekologis jangka panjang.
Tahun ini, CLM menargetkan penyerahan hasil rehabilitasi seluas 110 hektar kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui KPH Angkona Wilayah XIV, sebagai bagian dari upaya pemulihan lingkungan di Desa Harapan, Kecamatan Malili.
“Kami tidak ingin sekadar menambang, tapi juga membangun masa depan yang hijau,” ujar Sahir, Kepala Departemen Lingkungan dan Kehutanan PT CLM.
Proyek ini mencakup penanaman berbagai jenis pohon kayu dan buah-buahan lokal di wilayah strategis seperti Patingko, TL Manoho, dan Pongkeru. Pohon bitti, nyatoh, dan mahoni akan berdiri berdampingan dengan tanaman pala, kemiri, hingga jengkol, menciptakan lanskap hijau yang menyatu dengan kehidupan masyarakat.
Lebih dari sekadar reklamasi, ini adalah komitmen untuk menjaga fungsi vital DAS dan menekan degradasi lahan yang selama ini menjadi konsekuensi tak terelakkan dari eksploitasi sumber daya.
“Penegakan hukum lingkungan harus konsisten, dan tata kelola perlu diperkuat. Ini tanggung jawab semua pihak, bukan hanya perusahaan,” tambah Sahir.