Luwu Timur – Pernyataan kontroversial seorang tenaga kesehatan (Nakes) di Luwu Timur tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Anti Sessu, yang bekerja di RSUD I La Galigo Wotu, mengunggah status di Facebook yang meminta masyarakat menahan sakit dan melahirkan setelah pemerintah merumahkan 175 tenaga kesehatan.
“175 orang tenaga kesehatan di RS berkurang. Jadi tahan-tahan mi dulu sakit ta, Bapak Ibu se-Luwu Timur,” tulisnya dalam unggahan yang langsung menuai respons beragam.
Tak berhenti di situ, dalam kolom komentar, Anti Sessu menegaskan bahwa pengurangan tenaga kesehatan ini merupakan kebijakan pemerintah.
“Aturan pemerintah say, 175 orang berkurang tenaga di RS, jadi yang sakit dan mau melahirkan tahan-tahan mi dulu sampai ada aturan baru,” tambahnya.
Pernyataannya itu langsung mendapat reaksi keras dari warga, salah satunya Hardiansyah, warga Kecamatan Malili. Ia menilai komentar tersebut tidak pantas dan terkesan melecehkan pasien.
“Bisakah sakit itu ditahan? Sakit itu alamiah. Pernyataan ini sangat tidak etis dan melecehkan pasien. Seharusnya, tenaga kesehatan tetap bekerja secara profesional, bukan membuat pernyataan seperti ini,” ujar Hardiansyah kepada awak media.
Hingga kini, kebijakan merumahkan 175 tenaga kesehatan di RSUD I La Galigo masih menjadi sorotan.